- Danone-Aqua berkomitmen untuk mengumpulkan sampah plastik lebih banyak dari yang digunakan, pada tahun 2025
envira.id, Jimbaran– Jika seluruh pemangku kepentingan secara efektif menerapkan model ekonomi sirkular, maka timbulan sampah plastik akan berkurang dan jumlah sampah plastik yang mencemari laut menjadi lebih sedikit.
Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Novrizal Tahar, menegaskan hal itu dalam acara Road to G20: “Beating Plastic Pollution from Source to Sea” di Jimbaran, Badung, Bali, baru -baru ini.
Road to G20: “Beating Plastic Pollution from Source to Sea” diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Bersama National Plastic Action Partnership (NPAP).
Selain Novrizal Tahar, tampil sebagai narasumber dalam acara itu antara lain Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito.
Novrizal Tahar mengingatkan pentingnya percepatan penerapan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah.
“Dibutuhkan tindakan prioritas di seluruh ekosistem pengelolaan sampah, termasuk pengurangan penggunaan plastik, inovasi kemasan, serta pemulihan, daur ulang, dan pengumpulannya, sesuai dengan Peraturan Menteri LHK P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen,” ujar Novrizal.
Sementara Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, menuturkan, pihaknya mendukung penuh upaya pemerintah mengurangi sampah plastik di lautan. Menurut dia, pengelolaan sampah plastik sangat kompleks sehingga dibutuhkan kontribusi nyata dan kuat dari semua pihak.
“Karena itu diperlukan pendekatan multi-stakeholder dalam implementasi Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen“ ujarnya.
Vera menambahkan, melalui Gerakan Bijak Berplastik yang diluncurkan pada 2018, Danone-Aqua berkomitmen mendukung target pemerintah dalam mengelola dan menekan jumlah sampah plastik di lautan. Gerakan itu fokus pada tiga program yaitu pengembangkan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi terhadap konsumen dan masyarakat, dan inovasi kemasan produk.
Selain itu, Danone-Aqua juga berkomitmen untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dari yang digunakan pada tahun 2025. Danone-Aqua juga memperluas jaringan edukasi di sekolah untuk mencapai lima juta anak dan lebih dari 100 juta konsumen hingga 2025.
Untuk mengurangi potensi timbulan sampah, sejak 1983 Danone-Aqua menggunakan kemasan Galon Guna Ulang , yang hingga kini terus dijaga kualitasnya.
“Saat ini 70 persen bisnis kami telah sepenuhnya sirkular sesuai dengan visi pemerintah dalam mengakselerasi implementasi ekonomi sirkular,” tambah Vera.
Pada kesempatan sama, Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito, mengapresiasi produsen yan merespon positif Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Menurut dia, Danone-Aqua merupakan salah satu produsen yang aktif membangun kolaborasi multipihak untuk pengelolaan sampah.
Sejauh ini sampah plastik masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Data di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, pada 2021 produksi sampah nasional mencapai 68,5 juta ton, 11,6 juta ton diantaranya sampah plastik.
Pada tahun 2017 Pemerintah Indonesia telah menetapkan target mengurangi sampah plastik di lautan hingga 70 persen pada tahun 2025.
Penulis: Eni Saeni