- Di tengah tantangan lingkungan seperti perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut yang melanda banyak negara, kini persoalan air bersih mengadang. Butuh kemauan politik untuk bergerak bersama.
envira.id, Jakarta—Dunia saat ini sedang menghadapi problem air. Di negara-negara Asia Tenggara, meski banyak ditemukan sumber air namun belum dikelola dengan baik. Pertambahan penduduk yang masif menjadi tantangan tersendiri untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Situasi tersebut hanya salah satu dari masalah lingkungan yang dihadapi dunia saat ini. Masih ada problem lainnya, seperti perubahan iklim, naiknya permukaan laut. Di banyak negara, volume air terus meningkat. “Kita perlu memberikan respons nyata,” kata Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon. “Kita perlu mengatur pemanfaatan air lebih baik.”
Fauchon mengatakan itu saat menghadiri forum World Water Forum ke-10 di Bali, Selasa (14/2). Untuk itu, mengajak seluruh negara untuk meningkatkan kerja sama dalam pengelolaan air mengingat air merupakan prioritas utama dalam menunjang kehidupan masyarakat di seluruh dunia.
Ia menyadari, untuk melakukan kerja sama di sektor ini membutuhkan kemauan politik besar antarnegara. Untuk itulah, ia memandang pentingnya diadakan forum internasional yang khusus membahas air seperti Word Water Forum ini.
Sekadar informasi, menurut catata Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2019, sebanyak 2,2 miliar orang atau seperempat populasi dunia masih kekurangan air minum yang aman dikonsumsi. Sementara itu, 4,2 miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang aman dan 3 miliar tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar. Merujuk laporan Bappenas, ketersediaan air di sebagian besar wilayah Pulau Jawa dan Bali saat ini sudah tergolong langka hingga kritis.
Sementara itu, mengkutip situshttps envihsa.fkm.ui.ac.id disebutkan, ketersediaan air di Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan diproyeksikan akan menjadi langka atau kritis pada tahun 2045. Kelangkaan air bersih juga berlaku untuk air minum. Menurut RPJMN 2020-2024, hanya 6,87 persen rumah tangga yang memiliki akses air minum aman. Adapun berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 dari BPS juga menunjukkan ada sebesar 90,21 persen rumah tangga yang memiliki akses air minum layak, meskipun distribusinya tidak merata.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, yang hadir dalam forum itu menjelaskan, kick-off meeting World Water Forum ke-10 akan sekaligus menjadi pertemuan pertama bagi para pemangku kepentingan di pengelolaan Sumber Daya Air (SDA). Kick-off meeting ditargetkan dapat dihadiri oleh 1.000 peserta. Dalam forum itu setiap peserta dapat memberikan kontribusi terhadap upaya mencari solusi atas tantangan bidang keairan. “Baik di skala regional, nasional maupun global,” kata Menteri Basuki.
Pemerintah menargetkan pada Word Water Forum 2024 yang bakal digelar di Bali pada 18-24 Mei 2024, dihadiri sejumlah kepala negara, menteri, 10.000 delegasi dan 30.000 peserta (termasuk partisipan, pengunjung pameran tentang air dan UMKM) dari 172 negara, yang terdiri dari unsur-unsur Pemerintah, parlemen, swasta, akademisi, praktisi, asosiasi, dan masyarakat pada lingkup nasional dan internasional.
World Water Forum ke-10 tahun 2024 terus mengadakan sejumlah acara sebagai rangkaian persiapan menuju acara puncak. Setelah penyelenggaraan National Stakeholders Forum (NSF) sebagai 3rd Announcement, Pemerintah Indonesia melanjutkan persiapan Kick Off Meeting pada 15-16 Februari 2023 di Jakarta Convention Center (JCC).
World Water Forum sendiri merupakan forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan isu-isu air dan mencari solusi global sebagai jawaban atas isu-isu tersebut . World Water Forum ke-10 yang akan dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024 nanti mengusung tema “Water for Shared Prosperity”. Dengan membawa harapan bahwa World Water Forum menjadi ajang berbagai stakeholder dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan inovasi merespon berbagai tantangan pengelolaan air secara global. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto