- Soal tipping fee sudah beres. Sebagain daya listrik yang diproduksi dijulal ke PT. PLN (Persero)
envira.id, Jakarta — Ada dua isu lingkungan yang disentil Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Nasional Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup Tahun 220, Rabu (21/12/2022) lalu: penanganan sampah dan rehabilitasi hutan mangrove.
Terhadap persoalan sampah, Jokowi menilai daerah belum bisa menyelesaikannya. “Urusan sampah belum pernah yang namanya beres,” kata Presiden.
Bahkan, secara khusus Jokowi menyinggung masalah sampah di Solo yang sudah 20 tahun tidak rampung. Salah satu yang sempat menjadi kendala adalah tipping fee atau bea gerbang yang dikeluarkan pemerintah ke pihak pengelola sampah.
Merespons sentilan Jokowi, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan, pihaknya saat ini tengah membereskan masalah sampah. Salah satu yang dikerjakan dalam waktu dekat adalah pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo di Kecamatan Jebres.
Gibran mengakui, proses pengembangan PLTSa Putri Cempo sempat mundur dua tahun dari target semula, namun kini, proses itu dipastikan sudah berjalan.
“Tipping fee dan lain-lain beres kabeh. Kita selesaikan semua, tenang saja,” tandas Gibran.
Kota Solo menjadi salah satu dari 12 kota yang ditunjuk untuk mengembangkan PLTSa. Proyek PLTSa Putri Cempo termasuk dalam Program Prioritas Nasional (PSN) yang tercantum dalam Perpres Nomor 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
PLTSa Putri Cempo ditargetkan dapat menjual daya listrik yang diproduksi kepada PT. PLN (Persero) untuk selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat pada bulan Januari 2023. Volume listrik yang diproduksi PLTSa Putri Cempo sebesar 8 megawatt (MW) dengan rincian 5 MW akan disalurkan kepada masyarakat, sedangkan 3 MW akan digunakan untuk PLTSa Putri Cempo.
Sampah yang akan diubah menjadi energi itu dilakukan operator PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) dengan beberapa tahapan melalui proses gasifikasi. Sebelum menjadi energi, setidaknya dibutuhkan 545 ton sampah per hari, dengan komposisi 350 ton sampah lama, dan sisanya sampah lama.
Sampah yang dihasilkan di Kota Solo sehari mencapai 300-an ton. Kekurangannya akan diambil dari kabupaten se-Soloraya dengan melakukan kerja sama.
Langkah pembangunan PLTSa di TPA Putri Cempo ini diyakini sebagai terobosan Pemerintah Kota Surakarta dalam menangani tumpukan sampah yang mencapai 94,9 juta ton setahun di TPA tersebut. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto