- Program ini sangat membantu, karena selain mengurangi sampah di bak rumah yang tadinya menumpuk, kita pun bisa mendapatkan berkah, salah satunya SIM ini.
envira.id, Jakarta — Sejak Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Polresta Cirebon Jawa Barat menggelar program Green Service, warga antusias menyambut. Maklum, program yang memungkinkan warga membayar biaya SIM menggunakan sampah itu bisa menghemat kantong warga sekaligus menjaga lingkungan tetap bersih.
Cara terobosan yang dilakukan Polresta Cirebon ini sebenarnya sudah berjalan enam bulan, dan karena minat warga lumayan tinggi, program ini dilanjutkan. Dan, warga setempat dapat memanfaatkan program ini cukup mudah.
Guna memudahkan masyarkat, Polresta Cirebon bekerja sama dengan 10 bank sampah Warga hanya perlu datang ke lokasi terdekat bank sampah, dan menjualnya di sana. Tapi, sebelumnya warga perlu memilah dulu sampah-sampah yang akan dijual.
Kriteria sampah yang dapat dijadikan barter biaya SIM adalah sampah anorganik yang mempunyai harga jual, seperti plastik, besi, tembaga, dan lainnya. Kemudian, sampah-sampah tersebut disetorkan ke bank sampah dan ditimbang seberapa berat sampah yang diterimanya.
Setelah itu, penyetor akan diberi buku tabungan yang akan ditulis besaran uang dari hasil penjualan sampah. Jika sudah terkumpul dan cukup untuk membayar biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pembuatan SIM warga bisa langsung datang ke Satpas Polresta Cirebon untuk diproses pembuatan SIM.
Salah seorang warga yang sudah merasakan manfaat program ini, Bambang menuturkan, kegiatan memilah-milah sampah untuk dikumpulkan di bank sampah, sudah biasa. Karena ia sendiri sudah merasakan manfaat dari menabung sampah. Ia menganggap ada berkah di dalam sampah.
Lalu, saat Polresta Cirebon mengadakan program Green Service, ia pun tertarik untuk membuat SIM menggunakan saldo yang ada di bank sampah.
“Polresta Cirebon mengadakan pembuatan SIM menggunakan saldo yang ada di bank sampah. Jadi kita membuat SIM dengan nominal saldo yang ada di bank sampah. Jadi kita membuat SIM tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun, jadi sampah yang kita tabung, bisa menjadi SIM,” lanjutnya.
Ia menuturkan, butuh waktu 3 bulan untuk mengumpulkan sampah hingga bisa membuat SIM. “Saya butuh waktu 3 bulan untuk kumpulkan sampah, soalnya saya kumpulkan sedikit-sedikit,” kata Bambang, seperti dituturkan di laman Korlantas Polri.
Bambang mengatakan, jenis sampah yang ia kumpulkan biasanya dus, botol plastik, dan besi. Untuk mendapatkan SIM, Bambang harus mengumpulkan sampah sekitar 20 hingga 50 kilogram.
Dengan adanya program tersebut, menurut Bambang, dapat membantu mengurangi sampah yang menumpuk di tempat sampah rumahnya, dan mendapatkan berkah dari hasil penjualan sampah.
“Program ini sangat membantu, karena selain mengurangi sampah di bak rumah yang tadinya menumpuk, kita pun bisa mendapatkan berkah, salah satunya SIM ini,” tuturnya.
Selain itu, untuk penjualan sampah sendiri sangat bervariatif, dilihat dari jenis sampahnya. Harga penjualan sampah pun bisa berubah-ubah, terkadang naik dan terkadang turun. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto