Bank Dunia Acungi Jempol Rehabilitasi Mangrove di Indonesia

oleh Ahmadi
  • Mangrove tidak hanya berfungsi mencegah erosi tanah, namun juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

envira.id, Jakarta—President of World Bank Ajay Banga mengagumi rehabilitasi mangrove di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Provinsi Banten. Rehabilitasi kawasan ini, yang menjadi bagian upaya perbaikan kondisi hutan mangrove di Indonesia sangat penting bagi perbaikan ekologi juga kesejahteraan masyarakat.

“Kami sangat senang melihat regenerasi mangrove ini. Kita tahu,  mangrove menyerap lebih banyak karbon bahkan dibandingkan pohon-pohon lain, di sisi lain ekosistem mangrove juga terbukti memberikan mata pencarian bagi orang-orang yang bergantung pada mangrove untuk hidup yang lebih baik,” kata Ajay, dalam kunjungnya, Senin (4/9).

Kondisi rehabilitasi yang telah berlangsung sejak tahun 2017 oleh PT. Perhutani dan juga oleh KLHK sejak tahun 2021 itu juga dilihat Ajay sebagai sesuatu yang luar biasa. Pasalnya, para wanita di areal kawasan rehabilitasi mampu mengolah mangrove menjadi produk-produk olahan seperti batik mangrove, makanan ringan seperti keripik, stik, kacang, sirup yang bisa membantu peningkatan perekonomian keluarga mereka.

“Saya pikir ketika Pemerintah Indonesia membuat mereka mandiri, Anda mengubah kehidupan sebuah keluarga. Jadi mangrove tidak hanya untuk berfungsi mencegah erosi tanah, namun juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitarnya,” kata Ajay.

Di tempat sama, Menteri Siti mengaku bangga atas kekaguman yang disampaikan Presiden World Bank itu. Ia melihat upaya rehabilitasi mangrove yang salah satunya didanai oleh World Bank itu, berjalan baik.

Menteri Siti mengatakan, ada tiga aspek yang dapat disimpulkan dari kunjungan Presiden World Bank. Pertama, pertama terkait aspek perlindungan lingkungan, termasuk perubahan iklim. Kedua, mengenai kesejahteraan masyarakat sekitar yang dapat memanfaatkan rehabilitasi mangrove ini. Ketiga, pemberdayaan perempuan yang muncul dari program rehabilitasi mangrove ini.

“Dan, beliau juga berterima kasih banyak kepada Indonesia sudah menempuh program ini yang tidak hanya buat Indonesia tetapi juga untuk Global/Dunia,” ujar Menteri Siti.

Hutan Mangrove Indonesia merupakan kawasan hutan mangrove terluas di dunia, mencakup lebih dari 24 persen dari total luas mangrove dunia, yaitu 3,36 juta hektar. Diperkirakan terdapat 3,14 miliar ton karbon biru yang tersimpan di hutan bakau, yang menjadi bagian dari upaya Bangsa Indonesia berkontribusi pada dunia untuk mengurangi gas rumah kaca sesuai komitmen kuat Indonesia yang tercantum dalam untuk NDC, yang diantara dicapai melalui penyerapan karbon di Hutan dan Penggunaan Lahan lainnya (FoLU) pada tahun 2030.

Hutan mangrove adalah ekosistem pesisir yang mendukung kehidupan kita dengan mengurangi dampak gelombang dan cuaca ekstrim, melindungi pantai dari abrasi, mencegah abrasi/erosi, mencegah intrusi air laut, menjadi sumber makanan, rumah keanekaragaman hayati, menyaring polutan, dan mendukung mata pencaharian.

Lokasi Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga yang menjadi obyek kunjungan ini sebelumnya merupakan areal pesisir pantai bekas tambak yang ditinggalkan yang kemudian menyebabkan area ini mengalami abrasi sebanyak 3 meter per tahun. Namun setelah dilakukan upaya rehabilitasi mangrove abrasi sudah tidak lagi melanda wilayah tersebut. []

Penulis: Ahmadi Supriyanto

 

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?