- Like
- Digg
- Del
- Tumblr
- VKontakte
- Buffer
- Love This
- Odnoklassniki
- Meneame
- Blogger
- Amazon
- Yahoo Mail
- Gmail
- AOL
- Newsvine
- HackerNews
- Evernote
- MySpace
- Mail.ru
- Viadeo
- Line
- Comments
- Yummly
- SMS
- Viber
- Telegram
- Subscribe
- Skype
- Facebook Messenger
- Kakao
- LiveJournal
- Yammer
- Edgar
- Fintel
- Mix
- Instapaper
- Copy Link
- Jika terjadi kebakaran di TPA bukan saja akan berdampak pada lingkungan sekitar, tetapi juga meresahkan masyakat karena pelayanan sampah akan terganggu.
envira.id, Jakarta—Pemerintah Kabupaten Buleleng melakukan antisipasi atas peringatan yang disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Bali terkait penetapan status siaga darurat bencana, kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.
Antisipasi tersebut dilakukan dengan melakukan aksi penyiraman untuk mendinginkan suhu di TPA Bengkala. Giat ini dilakukan bersama TNI/Polri, PMI dan Taman Nasional Bali Barat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mewakili Penjabat (Pj) Bupati Buleleng mengatakan, Provinsi Bali mulai sejak 19 Oktober sampai dengan 1 November diterapkan siaga darurat bencana.
“Kalau ini terjadi kebakaran akan berdampak lingkungan masyakat dan pelayanan sampah di kota. Ini harus kita amankan bersama sama. Kami harap adanya kolaborasi agar TPA Bengkala terus aman,” kata Ariadi.
Terkait dengan penyiraman, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng sekaligus melihat perkembangan yang ada di TPA Bengkala.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Dinas Pemadam, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas PUTR, Kecamatan Sawan, Kubutambahan, dan Perbekel setempat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sepanjang Juni hingga Oktober 2023 telah terjadi 14 kebakaran di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Jumlah itu tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Dari banyak kejadian kebakaran dalam rentang waktu tersebut, kejadian di TPA Sarimukti, Jawa Barat, menjadi yang paling sulit untuk dipadamkan karena banyaknya timbunan plastik.
“Timbunan plastik tersebut menghalangi air pemadaman merembes di bawah,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, media Oktober lalu. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto