- Sampah di wilayah Jakarta Pusat yang mencapai 884 ton per hari butuh penanganan serius. Warga diajak untuk berpartisipasi dengan pilah sampah dan menggandeng pihak swasta yang Peduli lingkungan.
envira, Jakarta—DKI Jakarta terus berbenah menangani permasalahan sampah yang ada di Ibu kota. Tahun ini saja, Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Pusat menargetkan penambahan 30 bank sampah di wilayah ini.
Penambahan bank sampah ini merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Dalam Lingkup RW. Untuk mencapai target itu, pihak Sudin Jakpus melalui para penyuluh dan kepala satuan pelaksana (kasatpel) LH kecamatan terus melakukan edukasi ke RW yang belum memiliki bank sampah.
“Jumlah sampah di DKI mencapai 7.500 ton per hari. Dari jumlah itu, 884 ton sampah di antaranya berasal dari Jakarta Pusat,” terang Pelaksana tugas (Plt) Kepala Suku Dinas LH Jakarta Pusat, Edy Mulyanto, akhir pekan lalu.
Mengingat besarnya timbulan sampah yang berada di wilayahnya, Edy meminta semua pihak untuk itu mengatasinya. Salah satunya melalui bank sampah yang akan didirikan ini. Bank sampah di tingkat RW harus dapat memberikan edukasi dan mensosialisasikan kepada warga sekitar mengenai pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan ekonomi tambahan bagi warga.
Edy mengatakan, hingga akhir 2022, tercatat ada 361 bank sampah dan satu bank sampah di Jakarta Pusat dengan total nasabah mencapai 9.777 warga. “Sebanyak 361 bank sampah berhasil menyetorkan sekitar 229.958 kilogram sampah pilah ke bank sampah induk per bulan,” katanya. “Jumlah ini diharapkan terus bertambah.”
Selain membangun bank sampah, Sudin Jakpus juga menggandeng kolaborator untuk membuat berbagai inovasi dari sampah yang dihasilkan masyarakat. Saat ini, Edy mengaku, sudah memiliki 55 kolaborator yang siap untuk melakukan ploting ke setiap wilayah di Jakarta Pusat.
Dalam kerja sama ini, Edy mengatakan, pihaknya bersama kolaborator akan membuat workshop entertainment yang menampilkan contoh pemanfaatan sampah organik maupun anorganik di tingkat kota. Sehingga, warga bisa melihat langsung inovasi-inovasi yang dihasilkan dari pengelolaan sampah.
Salah satunya adalah rencana inovasi mengubah sampah menjadi bahan bangunan yang akan diterapkan di wilayah Jakarta Pusat sebagai penjajakan. “Yang kini tengah diupayakan adalah membuat genteng dan batako dari sampah organik,” jelas Edy. “Baru penjajakan dahulu. Karena ini inovasi yang sangat bagus dan akan terus kami bahas dan kembangkan.”
Sampah anorganik, menurut dia, akan lebih banyak digunakan sebagai material bangunan. Mengingat, dari total 7.500 ton sampah per hari di DKI, 45 persennya merupakan sampah anorganik. Artinya, jika sampah anorganik dapat dimanfaatkan, maka akan mengurangi volume sampah di DKI Jakarta,” tukas Edy. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto