- Sumber pencemaran air terbesar di Indonesia berasal dari rumah tangga. Masih banyak air limbah domestik di pinggir sungai yang tidak diolah.
envira.id, Jakarta—Sebuah penelitian menyebut, pencemaran air dapat menimbulkan penyakit akut seperti stunting dan kanker. Karena itu, penting untuk memerhatikan kondisi air yang dikonsumsi oleh masyarakat.
“Ini penting. Sebab, air merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap aspek kehidupan manusia, termasuk anak-anak,” kata Peneliti dari Southeast Asian Ministers of Education Organization-Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) Dr Umi Fahmida, dalam keterangannya, Minggu (26/5).
Lebih lanjut, pada studi yang dilakukan Study Action Against Stunting Hub (AASH), di mana Umi sebagai country lead-nya, mengatakan pihaknya mengambil sampel pangan dan air minum pada kelompok anak-anak usia bawah dua tahun di Lombok Timur.
Selanjutnya, akan diteliti kualitas air termasuk cemaran mikrobiologis (bakteri) maupun cemaran kimia serta microplastics. Kualitas air ini kemudian dianalisa lebih lanjut, kaitannya dengan stunting bersama dengan faktor determinan lain dalam studi tersebut.
Studi AASH didanai Pemerintah Inggris melalui UK Research Innovation Global Challenges Research Fund (UKRI GCRF). Penelitian ini melakukan pendekatan anak secara utuh baik aspek fisik maupun lingkungan pengasuhan termasuk sistem pangan dan kualitas air minum.
Ia berharap hasil penelitian AASH dapat dimanfaatkan oleh kementerian/lembaga untuk meningkatkan kualitas air dan kesehatan masyarakat, termasuk dalam pencegahan stunting yang lebih komprehensif di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Pengendalian Pencemaran Air, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) CH Nety Widayati mengatakan, sumber pencemaran air terbesar di Indonesia berasal dari rumah tangga.
Dikatakan, saat ini masih banyak air limbah domestik di pinggir sungai yang tidak diolah. Selain itu, banyak ditemukan black water atau air buangan kloset yang bocor ke sungai. Di beberapa tempat bahkan masih banyak jamban apung.
Untuk perbaikan kualitas air, Nety menekankan perlunya kolaborasi dengan semua pihak, termasuk masyarakat. Termasuk dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat dan ke sungai. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto