- Indonesia terus berkomitmen menurunkan deforestasi dan mendukung pencapaian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
envira.id, Jakarta—Indonesia-Norwegia sepakat untuk memperkuat kerja sama konservasi dan pengurangan emisi gas rumah kaca, dalam bingkai program FoLU Net Sink 2030.
“Kerja sama yang sudah terjalin ini akan terus ditingkatkan. Sarana dan prasarana konservasi di Taman Nasional yang di Sumatera dan Kalimantan karena menyangkut spesies flagship dunia,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, ketika menemani Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Andreas Bjelland Eriksen di sela-sela kunjungan ke Taman Nasional Gunung Leuser, Sabtu, akhir pekan lalu
Siti menambahkan, kegiatan konservasi selain di Sumatera dan Kalimantan juga dilakukan di lokasi-lokasi lain karena lebih kurang ada 54 lokasi Taman Nasional yang memiliki kekhasan masing-masing. “
Yan jelas, sambungnya, pemerintah Indonesia saat ini sedang intens dalam upaya memperkuat proteksi dan konservasi hutan yang sudah diperhitungkan. Artinya, diseimbangkan dengna kebutuhan untuk membangun kesejahteraan.
Dalam kunjungan ini, Menteri LHK Siti Nurbaya memperlihatkan keindahan Bukit Lawang, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser, kepada Menteri Sri Mulyani yang turut hadir pada pertemuan itu, dan Menteri Eriksen.
Ketiganya berkesempatan melihat langsung orangutan sumatra (Pongo abelii), salah satu satwa yang paling terkenal di kawasan ini. Ketiga menteri tersebut sempat menyaksikan dua individu orangutan yang melompat dari dahan ke dahan di tengah pepohonan yang rimbun.
Kunjungan ini juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam penurunan deforestasi dan mendukung pencapaian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 untuk pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan.
Kerja sama Indonesia dan Norwegia dalam pendanaan berbasis kontribusi (result-based contribution) untuk pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+) menjadi salah satu bukti nyata dari upaya ini.
Dikatakan Siti, dalam kunjungan ini, Eriksen menyaksikan sendiri kerja-kerja lapangan. Dalam konjungan itu, Eriksen mengakui aktivitas yang disaksikan itu merupakan kerja mitigasi iklim yang nyata, terutama untuk mangrove hingga yang akan direhabilitasi akan mencapai 6.000 hektare.
“Dan penting sekali bahwa itu dikerjakan bersama masyarakat dalam kemitraan konservasi,” tandas Menteri Siti.
Yang pasti, tegas Siti, pihaknya terus berkomitmen dalam menjaga kelestarian satwa liar dan lingkungan hidup demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. []
Penulis: Ahmadi Supriyanto